Senin, 15 Agustus 2016

LP3I Penuhi Tantangan Menteri Ketenagakerjaan Tangkal Badai Pengangguran Indonesia

Pendiri LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia), Syahrial Yusuf menyambut baik permintaan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dakhiri yang meminta perguruang tinggi untuk memperbaiki relevansi perguruan tinggi saat ini yang masih dirasa masih belum menjawab tantangan kebutuhan industri kerja.

Syahrial menilai perguruan tinggi sekarang memang kurang relevan hadapi kebutuhan industri kerja dan hal itu sudah disadarinya sejak lama. Untuk itu, ia menilai institusi LP3I hadir sejak dulu selama 27 tahun ini arah dan tujuannya ialah menjawab tantangan yang demikian dan ini justru berhasil menjawab kegelisahan Menaker.

“idealnya, perguruan tinggi itu harus relevan menghasilkan lulusan yang punya kompetensi sesuai kebutuhan industri. Gimana nggak makin membludak untuk atasi malapetaka serius tangkal populasi badai pengangguran bila lulusannya tak sesuai kebutuhan industri,” terangnya.

Diakuinya, fenomena kemunculan tren membludaknya populasi pengangguran, terutama pengangguran terdidik kian mencengangkan. Dimana lulusan baru terus tumbuh dan tak terserap lantaran banyak yang tak sesuai tuntutan industri menyebabkan ketimpangan kompetensi lulusan semakin tinggi atau melebar. Sehingga ini patut dijadikan sorotan penting untuk menghadapi pasar kerja masa depan mengingat pasar bebas juga mencakup persoalan tenaga kerja.

“Pasar bebas tenaga kerja semakin nyata antar-negara. Besarnya populasi Indonesia harusnya jadi kekuatan tersendiri menjadi pusat pabrik tenaga kerja unggulan agar eksodus tenaga kerja asing mampu diantisipasi. Maka dari itu, jangan heran kalau mereka (tenaga kerja asing) nyerbu kita kalau kita tak segera bersiap diri membenahi,” ujarnya.

Menurutnya LP3I sangat tepat menjadi rujukan bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan kompetensi mempuni yang orientasi sejak awal memang selalu mengedepankan dan menghasilkan lulusan terampil yang siap kerja. Terbukti, mayoritas lulusannya dengan prosentase sekitar 90 persen terserap cepat oleh industri karena pihaknya telah menjalin kerja sama baik dengan melibatkan industri. LP3I JUGA telah menjadi Top Brand 2013 dengan meraih Standard ISO 9001-2008.
“Anggapan aman memiliki gelar akademik saja tak cukup dan tak jadi jaminan mendapat kerjaan impian. Ijazah bukan segalanya lhoh ya. Bahkan tak heran lulusan sarjana hingga pasca sarjana pun masih banyak yang menganggur terkena imbas akibat tak memenuhi kompetensi dan keahlian sehingga enggan dilirik pasar kerja. LP3I telah hadir dengan menetapkan standar terukur untuk memastikan lulusanya berkompetensi nantinya,” ungkapnya.

Menyadari kebutuhan industri kerja yang dinamis dan kompetitif, LP3I tak tinggal diam untuk berkontribusi dan akan berkomitmen serius memperbaiki kualitas LP3I. Komitmen itu salah satunya terlihat dari kefokusan LP3I yang sebelumnya banyak program studi, akan tetapi sekarang sudah dikurangi karena sebagiannya dinilai sudah tak terlalu dibutuhkan industri dan diharapkan lebih spesifik mengarah ke kebutuhan pasar kerja agar akselerasi kualitasnya semakin optimal.

“LP3I selaku pengelola institusi perguruan tinggi terus berkomitmen dan tak tinggal diam serta berpuas diri untuk selalu menghasilkan lulusan selain memberikan ijazah juga keterampilan dibidangnya. Nah, setiap mahasiswa kami berikan kesempatan magang agar mengerti dan kemitraannya dengan melibatkan industri dijalin diberikan keleluasaan untuk langsung merekrutnya,” kata pemerhati pendidikan itu.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dakhiri menyampaikan apresiasi kepada LP3I yang selama ini dinilainya sebagai salah satu institusi pendidikan berbasis vokasioal yang terdepan berkontribusi meningkatkan tenaga kerja Indonesia. Lanjutnya, pendidikan sebaiknya bukan hanya berorientasi gelar akademik semata. Melainkan, institusi pendidikan harus meletakkan mahasiswa menjadi tenga kerja terampil siap pakai.

“Masih banyak sarjana maupun pasca sarjana menganggur. Saya tekankan dan mendorong agar lulusan harus berorientasi dengan pasar kerja dengan kompetensi mempuni. Semangat kompetisi menuntut kita, untuk meningkatkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri. Oleh karena itu, harus terus-menerus melakukan evaluasi supaya mencapai revolusi sehingga tidak menghasilkan penggangguran berijazah serjana dan pendidikan vokasi itu sangat penting, kata Hanif saat menhadiri dan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP3I 2016 yang bertajuk ‘Revitalisasi Kualitas LP3I Menuju Pendidikan Vokasi di Masyarakat Ekonomi ASEAN’ di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Jakarta,Senin, ( 8/8/2016).

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !