Pendiri LP3I (Lembaga Pendidikan dan
Pengembangan Profesi Indonesia), Syahrial Yusuf menyambut baik permintaan
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dakhiri yang meminta perguruang tinggi untuk memperbaiki relevansi
perguruan tinggi saat ini yang masih dirasa masih belum menjawab tantangan
kebutuhan industri kerja.
Syahrial menilai perguruan tinggi
sekarang memang kurang relevan hadapi kebutuhan industri kerja dan hal itu
sudah disadarinya sejak lama. Untuk itu, ia menilai institusi LP3I hadir sejak
dulu selama 27 tahun ini arah dan tujuannya ialah menjawab tantangan yang
demikian dan ini justru berhasil menjawab kegelisahan Menaker.
“idealnya, perguruan tinggi itu harus
relevan menghasilkan lulusan yang punya kompetensi sesuai kebutuhan industri.
Gimana nggak makin membludak untuk atasi malapetaka serius tangkal populasi badai
pengangguran bila lulusannya tak sesuai kebutuhan industri,” terangnya.
Diakuinya, fenomena kemunculan tren
membludaknya populasi pengangguran, terutama pengangguran terdidik kian
mencengangkan. Dimana lulusan baru terus tumbuh dan tak terserap lantaran banyak
yang tak sesuai tuntutan industri menyebabkan ketimpangan kompetensi lulusan
semakin tinggi atau melebar. Sehingga ini patut dijadikan sorotan penting untuk
menghadapi pasar kerja masa depan mengingat pasar bebas juga mencakup persoalan
tenaga kerja.
“Pasar bebas tenaga kerja semakin
nyata antar-negara. Besarnya populasi Indonesia harusnya jadi kekuatan
tersendiri menjadi pusat pabrik tenaga kerja unggulan agar eksodus tenaga kerja
asing mampu diantisipasi. Maka dari itu, jangan heran kalau mereka (tenaga
kerja asing) nyerbu kita kalau kita tak segera bersiap diri membenahi,”
ujarnya.
Menurutnya LP3I sangat tepat menjadi
rujukan bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan kompetensi mempuni yang orientasi
sejak awal memang selalu mengedepankan dan menghasilkan lulusan terampil yang
siap kerja. Terbukti, mayoritas lulusannya dengan prosentase sekitar 90 persen terserap
cepat oleh industri karena pihaknya telah menjalin kerja sama baik dengan
melibatkan industri. LP3I JUGA telah
menjadi Top Brand 2013 dengan meraih Standard ISO 9001-2008.
“Anggapan aman memiliki gelar akademik
saja tak cukup dan tak jadi jaminan mendapat kerjaan impian. Ijazah bukan
segalanya lhoh ya. Bahkan tak heran lulusan sarjana hingga pasca sarjana pun
masih banyak yang menganggur terkena imbas akibat tak memenuhi kompetensi dan
keahlian sehingga enggan dilirik pasar kerja. LP3I telah hadir dengan
menetapkan standar terukur untuk memastikan lulusanya berkompetensi nantinya,”
ungkapnya.
Menyadari kebutuhan industri kerja
yang dinamis dan kompetitif, LP3I tak tinggal diam untuk berkontribusi dan akan
berkomitmen serius memperbaiki kualitas LP3I. Komitmen itu salah satunya
terlihat dari kefokusan LP3I yang sebelumnya banyak program studi, akan tetapi
sekarang sudah dikurangi karena sebagiannya dinilai sudah tak terlalu
dibutuhkan industri dan diharapkan lebih spesifik mengarah ke kebutuhan pasar
kerja agar akselerasi kualitasnya semakin optimal.
“LP3I selaku pengelola institusi
perguruan tinggi terus berkomitmen dan tak tinggal diam serta berpuas diri
untuk selalu menghasilkan lulusan selain memberikan ijazah juga keterampilan
dibidangnya. Nah, setiap mahasiswa kami berikan kesempatan magang agar mengerti
dan kemitraannya dengan melibatkan industri dijalin diberikan keleluasaan untuk
langsung merekrutnya,” kata pemerhati pendidikan itu.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan
(Menaker) Hanif Dakhiri menyampaikan apresiasi kepada LP3I yang selama ini
dinilainya sebagai salah satu institusi pendidikan berbasis vokasioal yang
terdepan berkontribusi meningkatkan tenaga kerja Indonesia. Lanjutnya,
pendidikan sebaiknya bukan hanya berorientasi gelar akademik semata. Melainkan,
institusi pendidikan harus meletakkan mahasiswa menjadi tenga kerja terampil
siap pakai.
“Masih banyak sarjana maupun pasca
sarjana menganggur. Saya tekankan dan mendorong agar lulusan harus berorientasi
dengan pasar kerja dengan kompetensi mempuni. Semangat
kompetisi menuntut kita, untuk meningkatkan kompetensi yang relevan dengan
kebutuhan industri. Oleh karena itu, harus terus-menerus melakukan evaluasi supaya
mencapai revolusi sehingga tidak menghasilkan penggangguran berijazah serjana
dan pendidikan vokasi itu sangat penting, kata
Hanif saat menhadiri dan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP3I 2016 yang
bertajuk ‘Revitalisasi Kualitas LP3I Menuju Pendidikan Vokasi di Masyarakat
Ekonomi ASEAN’ di Gedung Serba Guna Gelora Bung Karno, Jakarta,Senin, (
8/8/2016).
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !