Rabu, 17 Agustus 2016

Mengurai Relevansi Wacana Full Day School

Salam Progresif 

Pendiri LP3I, Syahrial Yusuf menyatakan kurang sependapat dengan wacana full day scholl meski dilakukan setelah jam pelajaran dan dijamin tak ada pelajaran dengan alasan mempersempit jeda waktu siswa sekolah dengan orang tua dinilainya kurang rasional, cenderung terlalu dipaksakan, dan rentan kontraproduktif.

“Wacana full day school itu tak perlu dilempar ke publik bila konsep dan teknisnya tampak belum siap dan masih kurang jelas seperti itu. Ini seolah kelihatan cenderung terlalu dipaksakan dan rentan kontraproduktif. Ingat bahwa Negara Indonesia ini sangat luas dan heterogen, maka harus ada standardisasi tertentu yang relevan” ungkapnya.

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mendasar yang mengakibatkan kondisi demikian. Geografis dan infrastrukturnya di daerah berbeda-beda dan masih banyak juga ditemukan ketimpangan fasilitas pendidikan dimana-dimana, tentu tak bisa disamakan begitu saja dengan daerah yang memenuhi ketersediaanya. Belum lagi pengimlementasiannya nanti dibebankan kemana persoalan biayanya.

“Kalau infrastruktur merata sih mungkin tak terlalu masalah ya, tapi dilihat dari realitas infrastruktur fasilitas pendidikan saja masih banyak temuan yang memprihatinkan lhoh. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk implementasinya nanti baik dari sisi sekolah atau pemerintah dan wali murid. Anggaran pos pendidikan saja sampai ikut dipangkas dalam APBNP kita karena imbas seret fiskal,” ujarnya.

Lanjutnya, dari segi siswa juga sama akan sepintas akan tampak keletihan setiap hari bisa berimbas pada kurang maksimalnya mereka dalam konsentrasi belajarnya. Meski ada kegiatan ekstrakurikeler pilihan disekolah yang ditawarkan pada wacana tersebut, beberapa dari mereka juga akan terhambat haknya untuk mengikuti pengembangan diri diluar sekolah yang dikehendaki siswa dan orang tua.

“Coba pikir, kita yang orang dewasa saja bisa keletihan dengan standar kerja 8 jam, apalagi anak-anak psikologinya nyaman tidak? Apakah pemerintah bisa menjaminnya nanti? Sementara konsep dan teknisnya belum jelas,” selorohnya.

Dari segi guru juga sama, apakah jumlah guru memenuhi mengingat kelihatan dipaksa dan sanggup bekerja melebih dari standarnya. Padahal guru juga punya hak yang tak hanya mengajar, tetpai ada pekerjaan administratif juga disekolah semisal monitoring hasil belajar siswanya dan hal lain, seperti ruang gerak hak diluar sekolah serta hak wali murid juga demikian, tambahnya.

“Guru juga bisa terbebani, diluar konteks jam mengajar kan juga mereka administratif. Hak ortu juga demikian. Bisa-bisa ini juga berimbas pada ancaman nyata mematikan bisnis Bimbel juga. Nah loh,” pungkasnya.

Ia mengatakan bahwa kita kan bukan hanya capaian akademik yang kita jaga, masing-masing pihak tentu akan menuntut haknya masing-masing. Kurikulum pendidikan bahkan sering berganti hingga sekitar enam kali. Oleh sebab itu, ia menyarankan sebaiknya pemerintah fokus pada kebijakan skala prioritas, termasuk yang sifatnya roand map jangka panjang dan mendorong pendidikan vokasional yang sejalan dengan keinginan presiden Jokowi dalam program prioritas tahun 2017 dalam pidatonya lalu di Gedung DPR MPR, Jakarta, Selasa (16/8). Bilamana tetap dipaksakan sah-sah saja asalkan jelas konsep dan teknisnya serta tersegmentasi dengan bobot ukuran tertentu.

 “Mending sifatnya opsional ditambahi kegiatan yang mengasah kreatifitas atau bakat siswa, terlebih SD. Gimana kalau diwarkan full day play saja dalam hari tertentu, jangan-jangan mereka malah lebih suka seperti itu? kan ada unsur playing tuh ya,” tutupnya dengan nada agak sedikit bercanda.

Penulis
Mahfud Effendi 

Published:

Syahrial Yusuf LP3i Siswa Butuh Full Day Play daripada Full Day School

http://www.beritasatu.com/pendidikan/380586-syahrial-yusuf-siswa-butuh-full-day-play-daripada-full-day-school.html

http://news.okezone.com/read/2016/08/20/65/1468751/ini-alasan-full-day-school-perlu-pertimbangan-matang

http://www.suara.com/news/2016/08/21/102926/ini-alasan-lp3i-tolak-ide-full-day-scholl

https://www.islampos.com/pendiri-lp3i-siswa-butuh-full-day-play-daripada-full-day-school-298222/

http://beritatrans.com/2016/08/21/kondisi-geografis-berbeda-ide-full-day-school-mendikbud-perlu-dikaji-lagi/

http://www.beritasurabaya.net/index_sub.php?category=6&id=16796

http://www.bisnispost.com/news/edukasi/2016/08/19/tokoh-pendidikan-siswa-butuh-full-day-play-daripada-full-day-school

http://www.infokampus.news/siswa-butuh-full-day-play-daripada-full-day-school/

http://www.skanaa.com/en/news/detail/ini-alasan-full-day-school-perlu-pertimbangan-matang/okezone

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !