Senin, 06 Januari 2014

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM ADRO










-          Return on Equity (ROE)
Tahun
ROE
2011
22.6%
2012
15.1%
ROE mengukur profitabilitas perusahaan dengan mengungkapkan seberapa besar sebuah perusahaan menghasilkan laba dengan dana pemegang saham yang telah diinvestasikan ke perusahaan. Hasil perhitungan ROE dari laporan keuangan 2011-2009 menunjukkan 22.6% (2011), 15.1% (2012). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, ROE mengalami penurunan, karena telah terjadi penurunan laba bersih dan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya penurunan tersebut akan menyebabkan penurunan harga saham., karena telah terjadi penurunan laba bersih dan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, penurunan tersebut akan menyebabkan penurunanharga saham perusahaan.
-          Return on Asset (ROA)
Tahun
ROA
2011
9.7%
2012
5.8%
Mengukur bagaimana efisiensi dalam pengelolaan asset-asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi ROA, semakin baik karena berarti perusahaan menghasilkan lebih banyak. Hasil perhitungan ROA dari laporan keuangan 2011-2012 menunjukkan 9.7% (2011), 5.8% (2012). Berdasarkan perhitungan tersebut, ROA menunjukkan mengalami penurunan, dikarenakan efektivitas perusahaan untuk mendapatkan laba dengan semua asset yang dimiliki tidak efektif. dikarenakan kondisi perusahaan perode tersebut memburuk yang berarti nilai laba bersih yang dihasilkan dari seluruh asset berkurang.




-          Earnings Per Share
Tahun
EPS
2011
156.1
2012
116.5
Menandakan jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar nilainya, maka semakin bagus keuangan perusahaan. Hasil perhitungan dari laporan keuangan tahun 2011-2012, adalah 156.1 (2011) dan 116.5 (2012). Berdasarkan perhitungan tersebut nilai EPS mengalami penurunan dari tahun 2011-2012. Sehingga, perusahaan mengalami kerugian dan menunjukkan hasil yang negatif.
Nillai EPS yang semakin tinggi merupakan dambaan investor karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham,

-          Debt to Equity Ratio
Tahun
DER
2011
0.5
2012
0.1
Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya dengan dana yang berasal dari modal sendiri.. Semakin rendah angka rasio ini menunjukkan perusahaan semakin baik. Hasil perhitungan debt to equity ratio dari laporan keuangan tahun 2011-2012menunjukkan 50% (2011), 10% (2012). Berdasarkan perhitungan tersebut, kondisi perusahaan mengalami kenaikan, karena penurunan jumlah modal perusahaan lebih besar jumlahnya daripada peningkatan total aktiva perusahaan tersebut. Sehingga ada dana yang cukup untuk menutup hutang-hutang perusahaan dari modal sendiri.



-          Price to Book Value (PBV)
Tahun
PBV
2011
2.6X
2012
2.1X


PBV ini pada dasarnya sama saja dengan PER. Perbedaannya, kalau PER berfokus pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, PBV fokusnya pada nilai ekuitas perusahaan. PBV sesuai artinya bermakna ‘harga saham dibandingkan nilai ekuitas per saham’. Cara menghitungnya, adalah dengan membagi harga saham dengan Book Value-nya (BV), dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Konsep penggunaannya pun sama dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal harga sahamnya.

Dan berdasarkan pengalaman, prediksi perubahan harga saham dengan menggunakan PER memang sedikit lebih akurat dibanding jika dengan menggunakan PBV. Sebab, nilai laba bersih lebih mencerminkan kinerja yang sesungguhnya dari sebuah perusahaan dibanding nilai ekuitas. Peningkatan ekuitas bisa saja diperoleh dari tambahan modal disetor, right issue, atau apapun yang intinya bukan berasal dari kinerja perusahaan. Sedangkan laba bersih, hampir pasti merupakan hasil dari kinerja perusahaan.

Hanya saja, laba bersih dari sebuah perusahaan bisa saja bukan berasal dari kinerjanya secara operasional, melainkan hasil dari pendapatan non operasional, penjualan aset, dan lain-lain, sehingga bisa saja laba bersih itu tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Itu sebabnya untuk menjadi seorang analis dan penilai harga saham yang baik, anda harus punya ketelitian yang luar biasa.
PBV 2011 (2.6X ) dan 2012 (2.1X) nilai buku saham saham lebih dari 2X PBV, dapat disimpulkan bahwa harga lembar persaham nya tergolong lebih murah.
Jadi, PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan, semakin tinggi angka ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.
-          PER
Tahun
PBV
2011
11.3 X
2012
13.6 X

PER atau price to earning ratio adalah suatu rasio perbandingan antara harga saham dengan laba per saham. Atau sama dengan kapitalisasi dibagi dengan laba. Pasar menghargai 11.3 X (2011) dan 13.6 X (2012) atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Bagi pemodal, semakin kecil PER suatu saham, semakin bagus karena saham tersebut termasuk murah. Jadi, PER mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2011 bisa dikatakan lebih murah dari pada tahun 2012.

Saran dan kritik yang membangun dipersilahkan :)

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !