Senin, 06 Januari 2014

ARTIKEL DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN SAHAM

A.                Artikel

1. IHSG kembali dibuka melemah mengikuti bursa Asia

Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa kembali dibuka melemah mengikuti bursa saham di kawasan Asia.

IHSG BEI dibuka turun 21,30 poin atau 0,52 persen ke posisi 4.099,37. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 10,45 poin (1,54 persen) ke level 667,44.

"IHSG BEI kembali melemah seiring dengan tekanan yang terjadi di pasar uang domestik dan juga bursa di kawasan Asia," kata analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung di Jakarta, Selasa.

Ia mengemukakan pelemahan bursa di kawasan Asia itu salah satunya didorong oleh konflik di negara Suriah. Memanasnya konflik di Suriah itu juga mengakibatkan harga minyak menguat 0,5 persen pagi ini.

Meski demikian, ia menambahkan saham-saham berbasis komoditas tampaknya dapat menjadi penahan pelemahan indeks BEI, diperkirakan saham sektor itu dapat kembali menguat pada hari ini akibat pelemahan kurs rupiah.

Analis PT aMcapital Securities, Viviet S Putri mengatakan saham-saham sektor pertanian seperti minyak sawit mentah (CPO) cenderung bergerak positif seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan pajak kepada industri yang berorientasi ekspor.

"Secara teknikal, tren penurunan (bearish) pada sektor konstruksi dan properti muncul, bersamaan dengan itu muncul tren penguatan (bullish) di sektor CPO, hal itu menjadi tanda awal rotasi sektor," ujar dia.

Meski demikian, Viviet menyarankan kepada pelaku pasar untuk tetap waspada, dikarenakan pergerakan saham-saham di bursa dalam negeri masih memiliki volatilitas yang tinggi.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 84,53 poin (0,38 persen) ke level 21.920,79, indeks Nikkei-225 turun 42,65 poin (0,31 persen) ke level 13.593,86, dan Straits Times melemah 9,27 poin (0,32 persen) ke posisi 3.074,46.

2. Ini Penyebab Rontoknya IHSG dan Depresiasi Rupiah

Bisnis.com, Senin, 19 Agustus 2013,  JAKARTA – Menteri Keuangan M. Chatib Basri menyampaikan rontoknya indeks harga saham gabungan dan depresiasi rupiah awal pekan ini terjadi karena sentimen negatif atas rencana penutupan Merrill Lynch dan pelebaran defisit transaksi berjalan dari dalam negeri.
Kombinasi faktor eksternal dan internal itu membuat IHSG ditutup anjlok 5,58% ke level 4.313,52 pada perdagangan Senin (19/8). Pelemahan sejalan dengan pergerakan bursa regional yang memerah, tetapi IHSG paling terpuruk.
Hang Seng melemah 0,24%, bursa Korea melemah 0,13%, bursa Singapura melemah 0,76%, sedangkan Nikkei 225 menguat 0,79%.
Sementara itu, rupiah terdepresiasi 0,99% menuju Rp10.533 per dolar AS atau terendah dalam 4 tahun terakhir.
Mata uang Asia cenderung tertekan oleh dolar AS. Yen ditransaksikan di kisaran 97,94 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7545 per dolar AS, dolar Singapura 1,2740 per dolar AS, dan yuan 6,1227 per dolar AS.
“Merril Lynch mau ditutup oleh Bank of America. Itu yang kemudian menimbulkan kekhawatiran. Itu dari sisi eksternal yang kemudian men-drive stock market, capital market, kemudian nilai tukar jatuh,” katanya, Senin (19/8/2013).
Dari sisi internal, perkembangan defisit transaksi berjalan yang melebar pada kuartal II/2013 menjadi US$9,8 miliar atau setara 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) semakin menekan rupiah.
Namun, Chatib menegaskan kekhawatiran pasar tidak perlu berlanjut karena ada harapan defisit transaksi berjalan akan menyempit pada kuartal III/2013 karena impor minyak menyusut seiring dampak kenaikan harga BBM bersubsidi mulai 22 Juni.
“Sampai dengan Juli, konsumsi BBM di bawah biasanya. Kenapa di bawah yang biasanya, karena BBM dinaikkan. Kenapa di kuartal II/2013 angka defisit masih cukup tinggi, karena BBM baru naik 22 Juni, jadi belum bisa cover adjustment yang terjadi,” jelasnya.
Kendati demikian, Chatib belum bersedia membeberkan respons kebijakan yang akan diambil menyusul pelemahan indeks dan rupiah. Pihaknya masih menunggu hasil pertemuan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang digelar Senin (19/8) malam.
Hingga pukul 21.00, rapat FKSSK yang dimulai pukul 19.00 masih berlangsung. Dalam rapat pembahasan kondisi terkini pasar saham, pasar uang dan pasar utang itu, hadir Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Wardijo, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, dan Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang P.S. Brodjonegoro.
Chatib hanya mengemukakan respons perlu dilakukan dari sisi reformasi struktural dengan perbaikan regulasi investasi agar transaksi berjalan membaik. Pihaknya telah meminta agar revisi daftar negatif investasi (DNI) dan simplifikasi peraturan dipercepat. Selain itu, perbaikan sistem logistik nasional terus dilakukan untuk memperbaiki ekspor barang.  

5. Sudah Jenuh Beli, IHSG Akan Melemah

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin harus rela finish dengan kehilangan 4 poin. Kurangnya sentimen positif dari dalam dan luar membuat bursa sedikit stagnan.

Menutup perdagangan, Selasa (17/9/2013), IHSG ditutup di level 4.517,620 atau minus 4,6 poin (0,10%). Sementara indeks LQ45 ditutup di posisi 765,64 atau turun 1,1 poin.

Semalam Wall Street melaju setelah adanya harapan The Federal Reserve tidak akan mencabut stimulus tapi hanya mengurangi sedikit nilainya sedikit saja. Stimulus ini sudah menjadi katalis penggerak pasar finansial Amerika Serikat (AS) selama ini.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones menguat 34,95 poin (0,23%) ke level 15.529,73, Indeks S&P 500 bertambah 7,16 poin (0,42%) ke level 1.704,76 dan Indeks Komposit Nasdaq menanjak 27,853 poin (0,75%) ke level 3.745,699.

Hari ini IHSG diperkirakan akan masih akan melemah atas posisinya yang sudah jenuh beli. Pelaku pasar masih akan lakukan aksi ambil untung.

Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 melonjak 187,78 poin (1,31%) ke level 14.499,45.  
  • Indeks Straits Times naik tipis 1,44 poin (0,05%) ke level 3.180,92.  

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Panin Sekuritas
IHSG kemarin mengalami profit taking setelah dalam beberapa hari perdagangan mengalami kenaikan signifikan. Kami melihat aksi ambil untung ini merupakan fenomena yang biasa terjadi setelah indeks mengalami rally jangka pendek. Kami melihat beberapa berita positif masih akan menjadi katalis indeks seperti terus meredanya ketegangan di Suriah terkait senjata kimia, mundurnya Lawrence Summers dari kandidat Chairman the Fed yang baru menggantikan Bernanke, serta keyakinan pasar bahwa dampak pemotongan stimulus yang rencananya akan dilakukan The Fed pekan ini tidak akan terlalu signifikan dan sudah diantisipasi pasar. Hari ini kami proyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Kisaran support-resistance 4.490-4.540.
Jakarta - KDB Daewoo Securities
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun -4.62 poin (-0.10%) ke 4,517.62 dengan jumlah transaksi sebanyak 11.8 juta lot atau setara dengan Rp 6.3 triliun.

Pergerakan sektor-sektor IHSG a.l sektor agricultural (+0.75%), sektor basic-industries (+0.64%), sektor construction and property (-1.38%), sektor consumer goods (-0.75%), sektor finance (+0.01%), sektor infrastructure (+0.68%), sektor mining (+1.51%), sektor misc-industries (-1.25%), dan sektor trade (-0.43%).

Tercatat sebanyak 107 saham mengalami penguatan, 138 saham mengalami penurunan, 105 saham tidak mengalami perubahan dan 134 saham tidak diperdagangkan sama sekali.

Saham-saham yang menempati top gainers a.l. TLKM (+1.12%), EXCL (+5.06%), LPKR (+6.19%), TPIA (+8.89%), dan BBCA (+0.50%). Sementara itu, saham-saham yang menempati top losers a.l. ASII (-2.17%), UNVR (-2.02%), KLBF (-2.19%), PWON (-9.84%), dan BBRI (-0.61%).

Asing tercatat melakukan net buy di pasar reguler sebesar Rp 127 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli a.l. BMRI, BBRI, BBCA, LPKR, dan TLKM. Mata uang rupiah terapresiasi 11.182 per dolar AS.

Secara teknikal penurunan IHSG hari ini, merupakan koreksi sehat setelah kemarin mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sinyal MACD death cross dan stochastic memasuki area oversold, namun disertai volume yang kecil juga, ihsg masih berada di atas MA 20 dan MA 60, sehingga terlihat bahwa peluang konsolidasi kembali akan terjadi pada hari ini. Dengan support 4.177 dan resistance 4.544. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah: ARNA, BWPT, INDY.
4. Menteri Keuangan M. Chatib Basri menyampaikan rontoknya indeks harga saham gabungan dan depresiasi rupiah awal pekan ini terjadi karena sentimen negatif atas rencana penutupan Merrill Lynch, dan pelebaran defisit transaksi berjalan dari dalam negeri. Kombinasi faktor eksternal dan internal itu membuat IHSG ditutup anjlok 5,58% ke level 4.313,52 pada perdagangan Senin (19/8). Beliau mengatakan “Merril Lynch mau ditutup oleh Bank of America. Itu yang kemudian menimbulkan kekhawatiran. Itu dari sisi eksternal yang kemudian men-drive stock market, capital market, kemudian nilai tukar jatuh,”
Dari sisi internal, perkembangan defisit transaksi berjalan yang melebar pada kuartal II/2013 menjadi US$9,8 miliar atau setara 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) semakin menekan rupiah. Namun, Chatib menegaskan kekhawatiran pasar tidak perlu berlanjut karena ada harapan defisit transaksi berjalan akan menyempit pada kuartal III/2013 karena impor minyak menyusut seiring dampak kenaikan harga BBM bersubsidi
Pada tanggal 27 agustus Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali dibuka melemah mengikuti bursa saham di kawasan Asia. Pelemahan bursa di kawasan Asia itu salah satunya didorong oleh konflik di negara Suriah. Memanasnya konflik di Suriah itu juga mengakibatkan harga minyak menguat 0,5 persen. Meski demikian, saham-saham berbasis komoditas dapat menjadi penahan pelemahan indeks BEI, diperkirakan saham sektor itu dapat kembali menguat pada hari ini akibat pelemahan kurs rupiah. Sahan-saham sektor pertanian seperti minyak sawit mentah (CPO) cenderung bergerak positif seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menurunkan pajak kepada industri yang berorientasi ekspor.
Tanggal 17 September Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.517,620 atau minus 4,6 poin (0,10%). Kurangnya sentimen positif dari dalam dan luar membuat bursa sedikit stagnan.
Wall Street melaju setelah adanya harapan The Federal Reserve tidak akan mencabut stimulus tapi hanya mengurangi nilainya sedikit saja. Stimulus ini sudah menjadi katalis penggerak pasar finansial Amerika Serikat (AS) selama ini.
IHSG kemarin mengalami profit taking setelah dalam beberapa hari perdagangan mengalami kenaikan signifikan. Kami melihat aksi ambil untung ini merupakan fenomena yang biasa terjadi setelah indeks mengalami rally jangka pendek. Kami melihat beberapa berita positif masih akan menjadi katalis indeks seperti terus meredanya ketegangan di Suriah terkait senjata kimia, serta keyakinan pasar bahwa dampak pemotongan stimulus yang rencananya akan dilakukan The Fed pekan ini tidak akan terlalu signifikan dan sudah diantisipasi pasar. 

5. BEI: Pasar modal Indonesia kembali stabil

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan pasar modal Indonesia sudah mulai stabil. Itu diperlihatkan oleh penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini.
"Indeks akhir ini sudah kembali ke masa sebelum krisis. Artinya kestabilan pasar modal kita sudah mulai berjalan," ujarnya, di Jakarta, Senin (16/9).
Menurut Ito, kestabilan itu timbul berkat kebijakan pemerintah yang mendorong aliran modal asing masuk. Namun, diakuinya, masih terdapat sentimen negatif yang bisa mendorong pasar modal Indonesia kembali terjerembab.
"Pengaruh negatifnya turun masih ada tapi kan sekarang IHSG sudah naik 4.400. Harapannya kebijakan pemerintah akan terus mendorong stabilitas pasar modal," jelas dia.
Senada, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku senang melihat pasar keuangan Indonesia kembali menguat. Berdasarkan pantauannya di twitter, IHSG siang ini menguat di level 4.400.
"Apalagi asosiasi efek indonesia menargetkan indeks 4.600. Artinya market bereaksi kan padahal dua minggu lalu tidak berbicara apa-apa," ungkapnya.
Pada sesi 1 perdagangan siang ini, IHSG naik 72,95 poin atau 1,67 persen ke level 4.448 dengan jumlah transaksi sebanyak 6,6 juta lot atau setara dengan Rp 3,4 triliun.

6. Pasar Modal Indonesia Sensitif Isu Global

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas, Marciano Herman mengatakan  pasar modal Indonesia sangat sensitif terhadap kondisi global."Di samping masalah subsidi BBM, kejadian di luar negeri kita sangat sensitif. Hal itu terbukti dengan aktifitas negatif di luar negeri market kita jadi rusak,"katanya dalam jumpa pers CEO Day 2013 di hotel Four Seasons, Senin 9 September 2013.

Untuk mengantiisipasi hal itu, ia melanjutkan, partisipasi investor domestik harus terus dikembangkan. Dengan begitu, pasar modal tidak akan bergantung pada asing."Investor ritel domestik kita masih sedikit, harus dikembangkan juga untuk memperkuat pasar modal."ujarnya.

Direktur Retail Danareksa Sujadi mengatakan  jumlah investor domestik Indonesia baru berjumlah 360.000. Minimnya jumlah investor domestik tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan mengenai pasar modal.

Ia melanjutkan, untuk meningkatkan hal tersebut Danareksa kerap mengadakan edukasi terhadap investor lokal."Kita tekankan investasi di pasar modal itu ladang untuk kembangkan asetnya sehingga ke depan kita tidak lagi bergantung ke asing,"katanya.

Untuk akhir tahun, Danareksa Sekuritas membidik pergerakan IHSG di level 4,600. Sentimen yang masih ditunggu antara lain keputusan kebijakan pengurangan stimulus moneter oleh The Federal Reserve."Untuk lokal yayng dilihat sejauh mana kebijakan pemerintah terutama di financial deepening dan perbaikan di sektor riiil,"kata Marciano.
7. Inilah Momen Penting Perkembangan Pasar Modal
INILAH.COM, Jakarta - Otoritas pasar modal memperingati 36 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada Kamis (15/8/2013).

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Hadad menuturkan, ada tiga momen penting dalam perkembangan keberadaan pasar modal di Indonesia. Pertama, era deregulasi tahun 1987-1990. Dengan ada kebijakan itu, jumlah emiten yang tadi hanya sebanyak 25 emiten meningkat menjadi 145 emiten.

Selain itu, Undang-undang pasar modal yang diterbitkan tahun 1995 memberi kerangka hukum pembinaan bagi pasar modal dan menjadikannya sebagai regulator kuat. Menurut Muliaman, upaya keras tidak hanya menggabungkan fungsi regulator, namun mengefektifkan fungsi penawaran agar menjadi industri keuangan yang bermanfaat. "Pasar modal menjadi sumber pendanaan yang mudah diakses dan ranah investasi yang aman," kata Muliaman dalam sambutan peringatan diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia di kantor OJK, pada Kamis (15/8/2013).

Ketiga, beralihnya pengawasan modal dan lembaga keuangan non bank ke tangan OJK. Menurut Muliaman, hal itu juga merupakan tahapan penting karena pengawasan keuangan kini dilakukan sepenuhnya oleh OJK. Upaya mendorong pendalaman pasar modal yang dilakukan OJK, adalah dengan mensinergikan antara keberadaan pasar modal, perbankan dan Industri Keuangan Non Bank baik konvensional maupun syariah. Sebab, tiga lembaga tadi saling terkait dan tak bisa dipisahkan.

Ini, memang penting apalagi jika dikaitkan dengan ASEAN Economic Community (AEC). Indonesia pun, harus mempersiapkan diri agar pasar modalnya menarik, kompetitif dan memiliki daya tahan. Tak lupa, penyederhanaan peraturan harus dilakukan agar minat investor makin mengemuka.

Selain itu, Muliaman menjelaskan, pasar modal Indonesia sebenarnya sudah ada jauh sebelum 36 tahun lalu. Pada 1912, pemerintah Belanda membuka Bursa Efek di Jakarta yang ketika itu bernama Batavia. Keberadaannya berkembang cukup baik namun akibat pecahnya Perang Dunia II ditutup.

Pasca kemerdekaan didapat dan membentuk Republik Indonesia dengan pemerintahan mandiri, pada tahun 1952 Pemerintah RI kembali membuka Bursa Efek tadi. Namun karena adanya larangan memperdagangkan saham milik perusahaan Belanda dan tingginya inflasi di tahun 1960-an, perkembangan pasar modal pun meredup dan tutup.

Pemerintahan berganti dari Orde Lama ke Orde Baru. Lalu tepat pada 10 Agustus 1977, Presiden Soeharto kembali menghidupkan pasar modal. Dan, tanggal tersebut pun dipakai sebagai titik awal munculnya bursa efek di Indonesia.

B.       Kesimpulan:      
Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang isinya menerangkan tentang  siapa pemilik saham. Sedangkan harga saham adalah harga pasarnya. Maksud dari pengertian tersebut adalah harga pasar saham lebih sering dipakai dalam berbagai penelitian pasar modal, karena harga pasar saham yang paling dipentingkan oleh investor. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan tersebut dan sebaliknya.  Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga pasar sahamnya.
Berikut merupakan faktor faktor yang mempengaruhi harga saham :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga                                                                                                                        
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan  menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkat Resiko dan Pengembalian

Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !