Perusahaan
teknologi raksasa Jepang, Hitachi, sebentar lagi akan bersiap
meluncurkan terobosan terbaru dalam dunia bisnis dan finansial. Laporan
resminya bahkan menyebutkan akan membangun Financial Innovation
Laboratory di jantung pusat teknologi ternama di dunia, yakni Silicon
Valley. Inovasi besar yang akan diciptakan bernama Teknologi Blockchain
yang merupakan basis dari teknologi mata uang digital (Bitcoin).
Pakar Digital Marketing Anthony Leong mengakui kalau potensi
teknologi blockchain sangat besar dan patut dikembangkan. Hal ini
terlihat, katanya, tak hanya ambisi Microsoft yang tengah serius
mempelajari teknologi semacam itu melalui Azure, tetapi juga IBM tak mau
kalah dengan menghadiri Konferensi Blockchain demi menggaet para
inovator agar bergabung mengerjakan proyek khusus yang bernama
Hyperledger Project. Bahkan, IBM juga mengajak Samsung untuk
melibatkannya dalam melahirkan teknologi Blockchain.
Ia menilai bahwa Blockchain punya kelebihan tersendiri, diantaranya
lebih efisien karena bisa menekan biaya transaksi, transparan karena
dapat diakses publik, dan kemanannya tinggi serta mampu meminimalisasi
kasus human error karena semua transaksi nantinya telah dikomputerisasi
dan tercatat secara otomastis.
Ia menambahkan, tak tanggung-tanggung bank ternama semacam Citibank,
HSBC, dan lebih dari 20 bank lainnya (bank pusat bukan untuk cabang
Indonesia) telah bergabung dalam Project R3CEV karena berminat
mengaplikasikan teknologi Blockchain di sistem perbankannya. Tak hanya
itu, Visa yang dikenal sebagai perusahaan sistem pembayaran (remittance)
terbesar di dunia juga turut tergoda dan sedang menguji teknologi
tersebut saat ini.
“Blockchain terbukti dapat diaplikasikan di sektor teknologi dan
finansial. Namun, teknologi ini juga bisa digunakan untuk berbagai
bidang lainnya. Bahkan, beberapa perusahan ternama dan pemerintahan
lainnya rela mengeluarkan dana besar untuk mengembangkan Blockchain,
seperti Netscape, Operator bursa saham Nasdaq, Bank Sentral (Eropa dan
China), Pemerintah Honduras, dan lainnya, kata Anthony yang juga menjadi
Sekjen Asosiasi Pengusaha Digital Indonesia (APDI) ini.
Anthony juga menyoroti manfaat menarik lainnya yang dapat diperoleh
jika menggunakan teknologi ini untuk digunakan melawan Koruspsi, membuat
pemilihan umum menjadi lebih transparan, dan smart contracts serta bisa
jadi kita tidak akan perlu lagi adanya pihak ketiga untuk menjadi saksi
transaksi perpindahan dana, dokumen atau data kita.
Ia melihat teknologi ini memang belum tentu dapat terealisasi dalam
dekat karena dibutuhkan waktu lama. Akan tetapi, sudah ada begitu banyak
perusahaan globat ternama yang terlibat dalam proyek pengembangan
teknologi Blockchain. Sudah cukup jelas bahwa teknologi demikian akan
memasuki aspek kehidupan manusia suatu saat.
“Dibutuhkan waktu lebih dari 30 tahun bagi Internet untuk berkembang
luas ke seluruh dunia, dan baru 8 tahun berlalu sejak Blockchain pertama
kali diciptakan. Berilah waktu 5-10 tahun lagi, dan Blockchain akan
masuk ke dalam setiap aspek kehidupan Anda seperti Internet yang
berjalan di smartphone Anda saat ini,” tutup Anthony yang juga Komisaris PT Indo Menara Digital.