Rabu, 02 Desember 2015

10 Peringatan & Tantangan Proyeksi Ekonomi Indonesia 2016

Institute for development of economics and Finance (INDEF) memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia tahun 2016 akan mencapai 5%. Angka ini jauh lebih kecil dari proyeksi pemerintah yang mencapai 5,2-5,4%.

“Proyeksi 2016 untuk nilai kurs Rupiah terhadap USD 14000. Sedangkan untuk defisit transaksi perjalan terhadap PDB -1,8%, inflasi, tingkat pengangguran terbuka 6,1%, dan tingkat kemiskinan mencapai 11,1%”, tutur Direktur INDEF Enny Sri Hartanti dalam acara seminar proyeksi ekonomi Indonesia 2016 yang diselenggarakan oleh INDEF, di Auditorium Puri Dani IPMI, Jakarta (Kamis, 26/11/2015).

Menanggapi masalah ini, INDEF menekankan warning penting agar dapat mencapai pertumbuhan ekonominya. BisnisPost.com mencatat 10 poin penting terkait masalah perekonomian yang disampaikan oleh INDEF.

Pertama, poin risiko ketidakpastian global. Hal ini penting karena berdampak signifikan korelasinya terhadap Indonesia. Perekonomian China terus melambat menyebabkan semakin besar pengaruhnya karena China merupakan mitra eksportir dan produsen terbesar. Setiap penurunan 1% GDP China akan menyebabkan penuruan elastisitas sebesar 0,11%.

Jika masih melambat, maka harga komoditas juga akan terpukul. Sebaiknya orientasi kita lebih diarahkan porsinya lebih besar ke manufaktur dan jasa agar tidak ketergantungan sektor komoditi. Ditambah lagi belum meredanya kepastian besaran the fed fund rate.

“kita ini masih memiliki ketergantungan perdagangan dari sektor komoditi, padahal sebaiknya lebih diorientasikan ke sektor manufaktur dan jasa bisa dioptimalkan”, terangnya

Kedua, stabilitas perekonomian yang semu dan lonjakan harga pangan. Meskipun inflasi mengalami penurunan hinga oktober ii tidak berarti baik mengingat daya beli masayarakat yang masih saja rendah. Enny memberikan penekanan pengendalian 5 sektor penting komoditas, yakni beras, daging, bawang merah, cabai, dan telur.

“Kita tak perlu mengendalikan semua sektor, cukup lima sektor komoditi terbesar tersebut yang dikendalikan akan berdapak besar terhadap perekonomian nasional dan meminimalir pergeseran kemiskinan. Akan tetapi, jika terjadi sebaliknya tentu akan menganggu dan memperbesar pergeseran kemiskinan”, tuturnya.

Ketiga, rendahnya daya beli masyarakat, meskipun inflasi rendah. Begitu harga makanan berubah maka akan timbul masalah yang menyebabkan turunnya daya beli konsumsi tumah tangga.

Keempat, Menurunnya produktifitas nasional. Perdagangan Indonenesia masih belum tumbuh dan terlalu berorientasi pada sektor komoditi yang seperti kita ketahui rawan akan gejolak fluktuasi global. Selain itu, persoalannya ada pada realisasi investasi dan realisasi kredit yang rendah serta tidak tersedianya infrsatruktur dasar yang memadai. Inilah yang menurunkan produktifitas nasional.

Kelima, Rendahnya realisasi pajak dan mandulnya stimulus fiskal. Ini merupakan permasalahan klasik yang perlu dibenahi terkait pencapaian taget pajak yang rendah dan pola disiplin anggaran yang lemah.

Keenam, Meningkatnya kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan anatar daerah, khususnya kesenjangan yang kaya resource justru mengenaskan.

Ketujuh, Ketergantungan ekspor komoditas. Menurut Enny, sebaiknya orientasi bisa diarajkan dengan mendorong sektor manufaktur dan jasa yang jelas-jelas juga mampu meningkatkan pendapatan dan tenaga kerja.

Kedelapan, Mengefektifkan bauran kebijakan fiscal dan kebijakan moneter. Enny memperingatkan kepada pemerintah, jika fiskal dan moneter tidak efektif, maka potensi kurs bisa kembali Rp14000 makin besar. untuk itu, segera kembalikan dan dorong investasi !

Kesembilan, Tantangan MEA.

Kesepuluh, Tantangan integrasi ekonomi poros TPP. Enny menyarankan, sebaiknya pemerintah meninjau ulang rencana untuk bergabung dengan kerjasama multilateral TPP karena akan dapat mengancam deficit neraca perdagangan semakin lebar.

Penulis:
Mahfud Effendi

Telah dipublikasikan via : BISNISPOST.COM
http://www.bisnispost.com/ekonomi/keuangan/2015/12/02/indef-10-peringatan-tantangan-proyeksi-ekonomi-indonesia-2016
 

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !