Rabu, 23 Desember 2015

Analisis Eksistensi Transportasi Digital & Era Baru Pelayanan Prima Pemerintah

Penetrasi pertumbuhan bisnis hingga kini begitu cepat dan dinamis. Alhasil, timbullah berbagai kebutuhan yang dirasakan semakin mendesak untuk segera di atasi. Salah satunya terkait kebutuhan mendasar MOBILITAS masyarakat yang lebih murah atau efisien karena kehidupan yang semakin dinamis.



http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1088079/big/048341300_1450413245-20151217-Ilustrasi-Ojek-Online-Johan-Faztry1.jpg




Saat ini marak akan kehadiran transportasi digital, khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Kehadirannya disambut baik oleh masyarakat selaku pengguna setianya. Ada beberapa alasan kenapa eksistensi aplikasi transportasi digital masih terjaga dan masih buruknya sistem transportasi.

Pertama, transportasi dari segi jumlah. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk untuk mendukung mobilitasnya, sistem transportasi masal yang dikerahkan nyatanya tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Kedua, dari segi kualitas kendaraan. Kualitas transportasi umum dibeberpa titik masih buruk. Kemarin saja baru kejadian kecelakaan Metromini vs KRL yang telah menewaskan 18 orang. Kejadian ini sudah seringkali terjadi dengan actor utamanya, yakni Metromini atau Kopaja. Kualitas supir juga patut dipertanyakan mengingat seringkali supir melanggar lalu lintas, ugal-ugalan, dan pasalnya banyak yang meminum alcohol.

Ketiga, terbatasnya efisiensi dan aksesibilitas transportasi yang memadai. Pemerintah dinilai masyarakat masih belum mampu menyediakan atau memenuhi kewajiban akan tersedianya transportasi yang memadai. Ojek masih dirasa efisien karena tak perlu berpindah-pindah transportasi regular lain untuk mobilitasnya.

Ibaratnya, perjalanan regular yang harus ditempuh dari Depok ke Pancoran harus menempuh 3 kendaran berbeda (Angkot Rp4000 + KRL Rp2.000 + Bus Rp5000 = Rp 11.000). Tetapi jika menggunakan Ojek Online hanya dibutuhkan biaya yang tidak jauh beda, yakni sebesar Rp5.000, belum lagi jika ada promo. 

Artinya, dengan satu kali kendaraan kita tak perlu repot-repot berganti kendaraan yang seringkali bikin gerah dan boros waktu serta berdesak-desakan. Contoh kasus lainnya, jarak tempuh Depok ke Kemang tak ada transportasi umum atau dengan kata lain lebih repot berganti-ganti kendaraan, sehingga Ojek online lebih menarik dan murah.

Keempat, ketidaknyaman. Ojek online dirasa lebih nyaman karena faktor utamanya ialah seperti layaknya travel mobil. Hanya saja alatnya berganti menjadi motor, dengan ini pengguna dapat langsung dijemput dilokasi yang diinginkan (jemput bola) dan akan dikasih masker gratis pula serta asuransi.

Oke, secaram umum dapat dikatakan untuk saat ini ojek online mempunyai beragam keunggulan yang ditawarkan. ;) . Tetapi, keberadaanyaharus di atur jelas mengingat aspek keselamatan dan pemasukan negara dari segi pajak. Seperti diketahui bahwa mereka tergolong kendaraan yang masih berplat hitam yang bebas bersliweran. Sedangkan angkutan lainnya, patuh dan berplat kuning, sehingga jelas perpajakannya. Oleh krena itu, diharapkan para pengusaha dan pemerintah bersinergi agar prinsip fair bin keadilan terpenuhi.

Ojek online sebaiknya terus berkoordinasi agar regulasinya disesuaikan. Jika faktor rendahnya keselamatan, bisa ditawarkan solusi asuransi, kualitas motor 5 tahun terkahir, driver patuh lalu lintas, lengkap aksesoris, dan sebagainya.  Jika melenggar regulasi kelegalan, jadikan saja plat kuning ojeknya. selain masuk kas pajak pemerintah juga mampu memenuhi prinsip pro konsumen.

Ingat, pemerintah atau lainnya  itu sebenarnya sayang bin pro konsumen loh. SO, JANGAN IKUT arus bin mengeluh melulu tanpa solusi konstriktif. Simple toh...

Ancaman Eksistensi Aplikasi Transportasi Digital

Memang saat ini transportasi digital berhasil menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat. Tetapi, jika dicermati dari sudut pandang alternative lain ini bisa saja menjadi boomerang. Indikasinya bisa kita lihat dari kesadaran pemerintah yang terus berbenah. Disinilah peran pemerintah untuk membuat kebijakan publik diperlukan. Kasus Metromini lalu, membuat pemda DKI gerah. Akhirnya, pemda Dki seolah ingin memperbaiki terus citra dan kualitas sisitem transportasi masal di kota sesibuk Jakarta ini.

Menurut analisis penulis, tak menutup kemungkinan jika Ojek online ini akan Berjaya sesaat saja atau secara jangka panjang tak akan berdampak. Kenapa? bisa jadi seiring berjalannya waktu akan memaksa pemerintah public untuk bertekad mewujudkan proyek sistem transportasi masal. Lagi pula transportasi publik ampuh mengurangi polusi.

Jika proyek prestisius tersebut berhasil terwujud, maka tentu ini akan mengancam eksistensi pebisnis di bidang ini atau justru mereka akan terpinggirkan sesuai segmentasinya dalam arti berpindah ke kota lain yang masih membutuhkan atau yang tersisa tinggal pelayanannya yang lainnya semacam go food, dan go go pelayanannya lainnya. Nasib driver aplikasi online juga mulai merasa khawatir. Terbukti, kebbijakan manajemen berubah-ubah mengubah tarif menjadi semakin mahal bagi konsumen dan semakin sedikit komisi yang diterima driver. Lihat saja berkali-kali tarif diturunkan per KM nya, sehingga ini membuat pemasukan driver makin sedikit. Ini nantinya seolah bom waktu yang akan menggiring bin menggoda masyarakat kembali ke transportasi masal yang dikenal sangat murah dengan beragam fasilitas yang ditawarkan. So, tinggal menunggu waktu saja.

Indikasi ini sudah jelas bisa terlihat dengan masih berlangsungnya proyek MRT, hub pengambil alihan Metromini porsinya akan diambil pemerintah untuk ikut menjadi operator, dan proyek lainnya. Pasalnya, pemda DKI suddah membeli ratusan bus berukuran sedang untuk segera dioperasikan dan supir Metromini juga digoda dengan standar gaji 2-3,5 kali lipat berserta fasilitas  menarik lainnya.


http://assets.kompas.com/data/photo/2014/08/27/1248595Image-Halaman-Dalam780x390.jpg

Perang harga dan fasilitas akan semakin seru. Jika pemerintah public menggunakan politik pricing semacam dumping juga akan berani mengingat besarnya capital atau dana subsidi yang dimiliki, sehingga benar-benar akan mengancam eksistensi transportasi digital tersebut. Sebut saja KRL, dengan uang Rp 2000 saja kita bisa mengakses sampai 25Km.


http://us.images.detik.com/content/2013/05/02/4/185608_mrtterowongan.jpg

Inilah yang dimaksud era dinamis baru layanan prima pemerintah, dimana pemerintah akan tersadar atau dipaksa menjawab tuntutan kebutuhan public. Lama-lama ojek online segmentasinya akan minggir dengan sendirinya tetap dijakarta dengan volume yang menurun atau masuk ke kota lainnya.

Analoginya, seperti membangunkan Singa (Pemerintah Profesional) yang selama ini cenderung teritidur dari nyamannya. Memang saaat ini transportasi digital masih eksis, tetapi seiring berjalannya waktu dalam jangka panjang dengan asumsi sistem transportasi masal terwujud sukses tentu bisa jadi akan terancam eksistensinya. 

Penulis juga semakin yakin bin memproyeksikan seiring dinamisnya kehidupan bahwa transportasi online ini kedepan akan ditinggalkan. Masyarakat akan berpotensi besar beralih ke reguler yang tingkat integrasi, keamanan dan kenyamanan terjamin. Nantinya harga ojek online ini akan lebih mahal dibandingkan angkutan reguler yang digawangi pemda yang semakin berkualitas.

"Sekarang saja KRL dari Jakarta yang over 25KM cuma dikenakan tarif Rp3000 dan ber AC pula", papar Mahfud Effendi yang juga selaku pakar analis Ekonomika ini. Wammin hhehehehe :D

Implikasi bagi pemerintah, teruslah bertekad memenuhi transportasi masal yang layak dan memadai. Sistem tarif dan mekanisme juga harus diketatkan agar kualitas terjaga, misal kuota bus terisi max 30 maka tak boleh lagi ditambah (baca:biar awet). Lantaran, bus cepet jelek ketika......

Sedangkan, implikasi bagi pebisnis start up swasta, sebaiknya memikirkan dalam jangka panjang sembari terus bersinergi dengan pemerintah. Aturan juga perlu diperbaiki dengan mombolehkan ojek online asaldengan asumsi yang berdasar, misalnya penggunaan plat Kuning agar pemasukan pajak juga masuk. Belum lagi standardisasi keselamatan dan sebagainya. Sementara itu, implikasi bagi masyarakat sebaiknya jangan hanya bisa mengeluh, tetapi perbanyaklah AKSI konkrit yang KONTRUSKTIF apapapun caranya itu sangat layak diapresiasi. ^^

Tren perkembangan industri kreatif kian semakin mencuri perhatian dan mungkin tidak terpikirkan sebelumnya bahwa industri ini mampu tumbuh lebih cepat. Jika dalam suatu bisnis konvensial sebelumnya identik dengan mencari investor atau modal, maka industri yang berbasis kreatifitas ini justru tidak disangka malah justru mendatangkan minat investor atau pemodal yang signifikan dampaknya, maju terus pebisnis start up ! 

Analogi PNS Agar Kompetitif

"Analogi PNS juga demikian, PNS yang berjiwa guru berkinerja baik terus dijaga dan dikasih reward. Sedangakan PNS jenis guru yang berkinerja buruk sebaiknya di staffkan saja yang berkorelasi sulitnya masuk eselon. Rekrutmen juga harus jelas ! jangan cuma tes cpns sistem TPA saja, tetapi batasi syaratnya, misal berprestasi, IPK setidaknya bagus dengan nominal tertentu, dan lain-lain. Intinya dalam rekrutmen ibarat rekrutmen layaknya sistem Management Trainee atau Management Development Program, tidak perlu sama persis asalkan penekanannya LAYAK DAN JELAS. Sehingga dunia pendidikan akan semakin kompetitif jika di isi guru yang berkualitas dan sistem dinasti eselon bisa kompetitif juga", tutur Pemuda Lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Brawijaya ini.


Marilah Kawal Indonesia Ku Tercinta Via SOLUSI PEMIKIRAN KONSTRUKTIF

Kualitas Lama KOPAJA bin METROMINI terkini:

http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/12/07/170/1067546/krl-vs-metro-mini-efek-domino-buruknya-transportasi-di-jakarta-ebX.JPG


PROYEKSI KEDEPAN:

 http://media.viva.co.id/thumbs2/2011/08/02/118510_kopaja-ac_641_452.jpg



 https://pbs.twimg.com/media/BhEsojHCUAEykfh.jpg



http://www.sapujagat.com/wp-content/uploads/2015/07/Ibukota-Akan-Mempunyai-MRT-Bawah-Tanah-Inilah-Penampakan-Pengerjaannya.jpg

STOP KERAS PLAGIASI !!!
Cantumkan Sumber Jika Mengutip . . . 

Penulis:
Mahfud Effendi, S. E.
Diaspora Pemuda Jombang Raya

Sejarah Mentromini:


Gambar1:http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1088079/big/048341300_1450413245-20151217-Ilustrasi-Ojek-Online-Johan-Faztry1.jpg
Gbr2:  http://www.dikidi.com/wp-content/uploads/2015/11/transportasi.png

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !