Menyikapi kegaduhan ini, Ketum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia menegaskan
agar pemerintah segera ambil alih Freeport yang kontraknya akan habis
tahun 2021. Pengambilalihan tersebut sangat jelas tak bertentangan
dengan aturan internasional karena sah-sah saja.
“Pengambilalihan setelah masa kontrak selesai, ini cara paling
professional dan tidak mengejutkan duia luar”, kata Bahlil dalam acara
Forum Dialog HIPMI Refleksi Akhir Tahun di Menara Bidakara 2, Pancoran,
Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Menurutnya, seharusnya berbagai upaya melobi, menguasai, dan
mengendalikan Freeport sudah dijalankan lama dalam kurun waktu 20 tahun
terakhir ini. Bahlil juga mencontohkan keberhasilan Arab Saudi yang
mampu menguasai dan mengendalikan perusahaan minyak Amerika, yakni
Aramco.
“Secara periodik, Arab Saudi melobidan meminta tambahan saham. Dia
mampu memanfaatkan banyak isu-isu global hingga Aramco berhasil dimiliki
Arab Saudi,” Paparnya.
Dia menyanyangkan kecenderungan pejabat Indonesia terlalu mudah di
atur dan dimainkan. Sehingga kepemilikan saham pemerintah masih dirasa
belum adil.
“Kontrak karya II tahun 1991 sudah akan berakhir, tapi tak ada kemajuan porsi kepemilikan saham pemerintah”, ujarnya.
Pengusaha sukses asal Papua ini dengan nada prihatin memaparkan bahwa
porsi saham pemerintah bukannya bertambah, tapi jusatru malah terdelusi
dari awalnya 20% menjadi 18,72% saja. Kontrak karya jilid II sebetulnya
dimulai 1991 yang berlaku 30 tahun yang massanya berakhir pada tahun
2021.
Lebih lanjut, perpanjangan ini dimungkinkan bisa sampai 2 x 10 tahun
atau sampai tahun 2041. Dia menjelaskan kalau pengambilalihan Freeport
ini tak sama dengan nasionalisasi, seperti kasus di Bolivia dan
Venezuela. Melainkan ini sesuai dengan aturan dan konsensus yang telah
dibuat.
“Kalau di Venezuela dan Bolivia namanya nasionalisasi. Kontrak belum tuntas, perusahaan asing yang dicaplok,” terangnya.
Bahlil menyarankan pemerintah untuk segera mengakhiri kontrak dan
ambil alih segera mengingat kasus Freeport ini sudah banyak masalah dan
turut menimbulkan kegaduhan politik yang luar biasa hingga mampu
menurunkan seorang Ketua DPR RI.
Penulis:
Mahfud EffendiTerpublikasi
http://www.bisnispost.com/executive-corner/hipmi-corner/2015/12/29/hipmi-desak-pemerintah-akhiri-kontrak-dan-hentikan-renegosiasi-freeport
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk, sampaikan komentarmu, Bebas Berkomentar Kok Asalkan TIDAK SARA !